/ MAY / 16
2014
3
/ MAY / 16
2014
3
/ MAY / 16
2014
3
/ MAY / 16
2014
3
/ MAY / 16
2014
3
/ MAY / 16
2014
3
/ MAY / 16
2014
3
/ MAY / 16
2014
3
/ MAY / 16
2014

JANJI

Oleh Janette Najoan

3
/ MAY / 16
2014

Pernahkah kita kecewa karena seseorang ingkar janji terhadap kita? Atau pernahkah kita tidak bisa memenuhi janji yang telah kita buat kepada orang lain, entah itu kepada suami, istri, orang tua, anak, teman atau kepada siapa saja. Seseorang pun yang sangat bisa dipegang janjinya, untuk suatu alasan yang patut kadang-kadang tidak bisa menepati janjinya.

Seorang ayah yang berani mengambil resiko kehilangan popularitas dan memutuskan keluar dari pekerjaannya sebagai professor di sebuah Universitas ternama di Jerman karena menemukan kebenaran yang sejati. Merekapun pindah ke Afrika untuk country living dan semua berjalan dengan baik, indah dan sempurna. Hingga akhirnya krisis ekonomi melanda Negara Afrika, suku bunga bank pun melonjak dari 3% menjadi 38%, akhirnya keluarga ini pun tidak bisa membayar pinjaman mereka ke bank, ladang gandum mereka pun habis dimakan burung dan kebangkrutan melanda keluarga ini. Sang ayah hanya bisa berkata: “Tuhan kenapa Engkau membiarkan semua ini terjadi? Tidak ada uang, tidak ada makanan dan sama sekali tidak punya apa-apa lagi” Sang ayah membuka Alkitab dan dan menggaris bawahi semua janji Tuhan, kemudian dia berkata: “Saya tahu semua janji ini benar dan tidak bohong karena Engkau tidak pernah ingkar janji, Engkau mengatakan bahwa umat Tuhan tidak akan pernah hidup dengan cara meminta-minta dan kami tidak perlu khawatir karena Engkau sudah menyediakan semua yang kami butuhkan.” Keesokan paginya telephone rumah berbunyi, telephone berasal dari Universitas yang tidak jauh dari rumah, mereka sedang membutuhkan dosen pengganti karena dosen utama secara mendadak harus memperpanjang cutinya. “Kapan saya bisa mulai?” “Oh, dua bulan dari sekarang”. Ok, telephone pun ditutup dan sang ayah berkata: “Tuhan terima kasih karena Engkau memberikan pekerjaan kepada saya, tapi pekerjaan itu baru akan dimulai dua bulan dari sekarang, sedangkan keluarga saya tidak lagi mempunyai uang dan makanan? Bagaimana caranya kami bisa bertahan hidup dalam dua bulan ini?” Dua puluh menit kemudian telephone rumah berbunyi dan yang menelepon adalah orang yang sama, dia mengatakan bahwa: “Ada hal aneh yang terjadi dan direktur minta anda untuk datang dan mulai memberikan kuliah hari Senin.” Ok, telephone pun ditutup dan kembali sang ayah berkata: “Tuhan terima kasih untuk pekerjaan yang Engkau berikan, hari Senin saya sudah mulai pekerjaan saya tapi problem lain muncul yaitu siapa yang nanti akan menjaga ternak dan ladang saya?” Tiba-tiba datanglah sepasang suami istri ke rumah mereka dan mengatakan bahwa mereka adalah orang Advent yang bekerja di ladang sebelah tapi mereka dipecat karena si majikan menyuruh mereka kerja pada hari Sabat tapi mereka tidak mau, jadi apakah mereka boleh tinggal dan bekerja di tempat ini? Sang ayah berkata, tentu boleh, silahkan saja, tapi masalahnya saya tidak punya uang untuk menggaji kalian. Pasangan suami istri pun berkata bahwa tidak masalah, yang penting mereka bisa tinggal di sini itu sudah cukup. Dan akhirnya sang ayah pun berkata, baiklah… apapun hasil dari ladang ini yang kalian bisa hasilkan dan jual, silahkan itu menjadi bagian kalian. Masalah pun terpecahkan, ada yang menjaga ternak dan ladang selagi sang ayah pergi bekerja. Sekarang problem yang lain adalah, dalam waktu sebulan sebelum sang ayah menerima gaji pertamanya, apa yang harus keluarga ini makan karena uang pun memang sama sekali tidak ada. Sang ayah percaya bahwa Tuhan mempunyai segala macam cara untuk memenuhi kebutuhan umatnya yang setia.

Pagi hari sang ayah berangkat kerja, sorenya ketika tiba di rumah dan anaknya menjemput ayahnya di mobil, anaknya menemukan sejumlah uang di jok belakang mobil yang jumlahnya cukup untuk kebutuhan makan mereka selama seminggu, tidak tahu siapa yang meletakkan uang itu di sana karena mereka tidak pernah bercerita ke orang lain soal masalah keuangan mereka, kejadian tersebut selalu terulang hingga sang ayah menerima gaji pertamanya. Akhirnya dengan gajinya, mereka bisa membayar hutang ke bank, pekerjaan sang ayah akhirnya bukan hanya sebagai pengganti dosen yang cuti tapi akhirnya mejadi dosen tetap. Dia kembali meniti karirnya dari dosen junior, dosen senior, professor, kepala departemen dan akhirnya Rektor di Universitas tersebut. Bukan kah Tuhan yang kita percayai sungguh ajaib dan luar biasa? Asalkan kita setia dan berdiri teguh dalam kebenaran, kita tidak perlu khawatir untuk semua masalah yang kita hadapi karena Tuhan mempunyai segala cara yang ajaib untuk menolong umatNya.

Pernah suatu saat di mana mereka sama sekali tidak mempunyai uang dan makanan pun tidak ada lagi di rumah. Sang ayah hanya bisa mengumpulkan istri dan ketiga anaknya, duduk di meja makan dan mereka pun berdoa: “Tuhan, berkatilah makanan yang Engkau telah sediakan buat kami, dalam nama Yesus, Amin.” Kemudian terdengarlah suara ketokan di pintu depan. Ketika pintu dibuka, tidak ada orang di sana tapi di depan pintu ada sebakul penuh berisi makanan yang mereka butuhkan. Tuhan bekerja dengan caraNya sendiri untuk melindungi umatNya dari segala masalah kehidupan yang kita hadapi, asalkan kita selalu yakin dan percaya akan kuasaNya.

Bawalah kepada Tuhan segala prolema kehidupan kita bukan kepada orang lain, sebab hanya Dia lah satu-satunya yang mempunyai jalan keluar yang terbaik untuk semua problema yang kita hadapi. Salah satu janji Tuhan buat kita semua terdapat di dalam Matius 7:7 – “Mintalah maka akan diberikan kepadamu, carilah maka kamu akan mendapat, ketoklah maka pintu akan dibukakan bagimu.”

Mintalah Roh Kudus untuk selalu menolong kita tetap percaya akan semua janji-janji Tuhan karena semua janjiNya indah dan tidak pernah gagal.

Janette Najoan. Suami: Arnold Bunga, putra: William Timothy Gerrard Bunga (23 bulan). Domisili: Guangzhou, China.

Kordinator Renungan: Pdtm. Dale Sompotan

3
/ MAY / 16
2014

APAKAH GEREJA MAHK MASIH RELEVAN?

Oleh Pdt. Jonathan Kuntaraf

3
/ MAY / 16
2014

Jaman memang sudah berubah. Dari jaman tempo doeloe, menjadi jaman modern, dan sekarang disebut post-modern, atau jaman paska modern. Perubahan jaman yang telah dipacu oleh meningkatnya ilmu pengetahuan, telah menyebabkan berbagai perubahan dalam cara berpikir. Jaman tempo doeloe, anak-anak hanya ikut saja yang orang tua katakan, namun sekarang terjadi perbantahan; sebab anak berhak untuk memberikan pendapat. Anggota jemaat tempo doeloe hanya menerima apa yang dikatakan pendeta, namun sekarang sudah lain. Pasca modern telah memasuki gereja, hingga kita dapatkan beberapa ciri sebagai berikut:

1. Anggota mempunyai pikiran yang kritis (ini ada baiknya sebab kita harus mempunyai kepastian dengan iman kita)>

2. Mempertanyakan authoritas dari kebenaran absolute.

3. Pengetahuan manusia akan kebenaran hanya sekedar persepsi yang sederhana; dan bukanlah kebenaran.

4. Tidak adanya kebenaran yang objektip. Mungkin benar untuk orang lain, tetapi tidak benar untuk saya.

5. Tidak ada kebenaran absolute (pemikiran termasuk kepada orang yang biasa ke gereja).

6. Penekanan kepada "social gospel," yang cenderung melihat kebutuhan manusia.

7. Beralihkan dari pengetahuan kepada pengalaman

8. Lembaga yang telah berdiri dianggap sebagai alat untuk pemerasan.

Pandangan tersebut menyebabkan berbagai perbedaan pendapat di jemaat, bahkan di kelas Sekolah Sabat, atau di perbincangan milis. Selalu ada 2 kubu, , antara tradition dengan post modern mind. Jadi bila masing-masing mempertahankan pendapatnya; dan pasti

tidak pernah sependapat, sebab cara berpikir yang berbeda. Sebagian sudah tidak lihat lagi pentingnya agama/organisasi gereja; oleh sebab dipacu oleh post modern mind bahwa lembaga adalah alat pemerasan.

Dengan dasar yang sama, sebagian mengatakan doktrin tidak menyelamatkan; yang penting adalah Yesus. Namun, kalau diteliti lebih lanjut, sebagian lupa bahwa kebenaran di dalam Yesus ada dalam dokrin. Kemudian organisasi itu dibutuhkan untuk mengkoordinasi pengabaran injil. Tapi pemikiran sebagian orang, “yang penting tidak perlu organisasi.” Begitu juga yang penting adalah kasih, semua hari sama saja, semua hari bisa hari Sabat. Walaupun Alkitab secara jelas mengatakan Sabat hari ketujuh, tetapi post modern mind akan katakan itu untuk orang Yahudi, dan tidak berlaku untuk saya. Perlunya lebih banyak sosial gospel, membantu orang miskin (yang sebenarnya sejalan dengan firman Allah), namun mengkritisasi akan keberadaan gereja. Bahkan gereja sebagai alat untuk memeras seseorang.

Apakah pekabaran GMAHK masih relevan di alam yang dipengaruhi oleh paska modern ini? Kita diingatkan bahwa perintah Agung, Matius 28:18-20 untuk tetap pergi keseluruh dunia. Roh Nubuat mengatakan, ““The Savior’s commission to the disciples included all the believers. It includes all believers in Christ to the end of time.” -The Desire of Ages, p. 822. Kalau begitu Perintah Agung tersebut termasuk untuk kita semua yang hidup di alama paska modern. Lebih lanjut, Roh Nubuat menyebutkan, “Seventh-day Adventists have been chosen by God as a peculiar people, separate from the world. By the great cleaver of truth He has cut them out from the quarry of the world and brought them into connection with Himself. He has made them His representatives and has called them to be ambassadors for Him in the last work of salvation. The greatest wealth of truth ever entrusted to mortals, the most solemn and fearful warnings ever sent by God to man, have been committed to them to be given to the world.” 7T 138. Luar biasa sekali! Gereja GMAHK telah dipercayakan Tuhan sebagai umat yang khusus, terpisah dari dunia, dan untuk memberikan amaran kepada dunia. Ini adalah satu kepercayaan besar yang Tuhan berikan kepada Anda dan saya. Dari 10,000 agama yang tertulis dalam Encyclopedia of Religion, Kristen hanya salah satu diantaranya. Dan dari agama Kristen ada 33,830 denominasi, dan GMAHK adalah salah satu diantaranya. Itulah yang mendapatkan kepercayaan dari Tuhan untuk memberikan amaran di akhir jaman.

Namun menghadapi Post modern mind menyebabkan kita harus mengubah kegiatan evangelisasi kita,

dari KKR ke relational, dari short term ke long term. Kita perlu memberikan pelayanan wholistic; dan penggunaan kelompok kecil yang memiliki aspek persekutuan, pelayanan masyarakat dan pendalaman Alkitab sering memberikan hasil yang lebih baik. GMAHK tetap relevan, bahkan perlu lebih giat dalam menjangkau masyarakat paska modern, sebab semua orang berharga di hadapan Tuhan. Sesungguhnya setiap orang adalah calon surga! Siapkah?

Pdt. Jonathan Kuntaraf

3
/ MAY / 16
2014
3
/ MAY / 16
2014

Sunlight

Truly the light is sweet, and a pleasant thing it is for the eyes to behold the sun. Eccl. 11:7

There are but few who realize that, in order to enjoy health and cheerfulness, they must have an abundance of sunlight, pure air, and physical exercise. We pity little children who are kept confined indoors when the sun is shining gloriously without. Clothe your boys and girls comfortably and properly. . . . Then let them go out and exercise in the open air, and live to enjoy health and happiness. The pale and sickly grain-blade that has struggled up out of the cold of early spring puts out the natural and healthy deep green after enjoying for a few days the health-and-life-giving rays of the sun. Go out into the light and warmth of the glorious sun, . . . and share with vegetation its life-giving, healing power. No room in the house should be considered furnished and adorned without the cheering, enlivening light and sunshine, which are Heaven's own free gift to man. . . . When God had made our world, and darkness was upon the face of the deep, he said, Let there be light, and there was light. And God saw the light that it was good. Shall we close our houses, and exclude from them the light which God has pronounced good? If you would have your homes sweet and inviting, make them bright with air and sunshine. . . . The precious sunlight may fade your carpets, but it will give a healthful color to the cheeks of your children. If you have God's presence, and possess earnest, loving hearts, a humble home, made bright with air and sunlight . . . will be to your family . . . a heaven below. Exercise and a free abundant use of the air and sunlight--blessings which Heaven has freely bestowed upon all--would give life and strength.

From My Life Today - Page 143

Yesus Mati Bagi Dosa-dosa Semua Orang

Dosa digambarkan dalam Alkitab sebagai pelanggaran hukum Allah (1 Yohanes 3:4) dan pemberontakan melawan Allah (Ulangan 9:7; Yosua 1:18). Dosa berawal dari Lucifer, “si Bintang Timur, Putra Fajar,” yang paling cantik dan gagah perkasa dari semua malaikat. Karena tidak puas dengan semua ini, dia ingin menjadi Allah yang mahatinggi dan hal ini menyebabkan kejatuhannya dan awal dari dosa (Yesaya 14:12-15). Dengan nama baru, Iblis, dia membawa dosa kepada umat manusia di taman Eden ketika dia mencobai Adam dan Hawa dengan godaan yang sama, “engkau akan menjadi sama seperti Allah.” Kejadian 3 menjelaskan pemberontakan mereka melawan Allah dan perintah-perintahNya. Sejak saat itu dosa diwariskan kepada semua generasi umat manusia dan kita, sebagai keturunan Adam, mewarisi dosa dari dia. Roma 5:12 memberitahukan bahwa melalui Adam dosa masuk ke dalam dunia dan kematian diwariskan kepada semua orang karena “upah dosa adalah maut” (Roma 6:23).

Melalui Adam kecenderungan untuk berbuat dosa masuk ke dalam umat manusia dan manusia menjadi orang yang secara natur sudah berdosa. Ketika Adam berdosa naturnya diubah oleh dosa dan pemberontakannya mengakibatkan kematian secara rohani dan kejatuhan yang diwariskan pada semua yang lahir setelah dia. Manusia menjadi orang-orang berdosa bukan karena mereka berbuat dosa, mereka berbuat dosa karena mereka adalah orang-orang berdosa. Inilah keadaan yang disebut sebagai dosa warisan. Sama seperti kita mewarisi karakteristik fisik dari orangtua kita, kita mewarisi natur dosa dari Adam. Raja Daud meratapi natur kejatuhan manusia ini dalam Mazmur 51:7 “Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.”

Jenis dosa yang lain dikenal sebagai dosa dikenal sebagai dosa yang diimputasikan. Dalam dunia keuangan dan hukum, kata Bahasa Yunani yang diterjemahkan dimputasikan berarti mengambil sesuatu dari orang lain dan memperhitungkan itu kepada orang lainnya lagi. Sebelum hukum Musa diberikan, dosa tidak diperhitungkan kepada manusia sekalipun manusia tetap berdosa karena dosa warisan. Setelah Hukum Taurat diberikan, dosa-dosa yang melanggar Hukum Taurat dimputasikan (diperhitungkan) kepada manusia (Roma 5:13). Bahkan sebelum pelanggaran Taurat diperhitungkan pada manusia, hukuman yang paling berat terhadap dosa (kematian) tetap berlaku (Roma 5:14). Semua orang, dari Adam sampai Musa, takluk kepada kematian, bukan karena mereka melanggar hukum Musa (yang tidak mereka miliki), namun karena natur dosa yang mereka warisi. Setelah Musa, umat manusia mengalami kematian karena dosa warisan dari Adam dan karena dosa yang diimputasikan karena pelanggaran hukum Tuhan.