‘GREEN CAMPUS’ UNS SOLO

(Studi Deskriptif Kualitatif tentang Sosialisasi Program “Green Campus” di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta 2013-2014)

Rofika Nur Hayati

Widodo Muktiyo

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract

Sebelas Maret University (UNS SOLO) began declare and implement the Green Campus program. The Green Campus Program is a manifestation of the social responsibility of academic institutions as a form of nature protection movement which is expected to be published later to the general public. Although the program has started in 2013, but it’s presumed still not fully understood and implemented by the academic society in the daily activities. It is known from the lack of information about the Green Campus programs in many academic society.

This research is expected to help the Rector’s work and his staff to see the extent of the socialization of Green Campus program at the Sebelas maret University.

This research is a qualitative descriptive study that describes how UNS SOLO 'Green Campus' socialization program which is demonstrated through socialization activities at the Sebelas maret University during the year 2013-2014. The method used in this study is observation, interviews and documents. Data sources choosen based on a purposive sampling technique, which select the data sources that considered know and can be trusted to be used as a source of data according to the research’s topic. Informants that used in this study is the Head Office of Environmental Research Center (PPLH) UNS, UNS Green Campus Program’s Chairman, UNS education staffs, and students of UNS. While the data analysis techniques using an interactive model that consists of three phases, that is data reduction, data display and conclusion.

Based on the results of research in UNS, can be concluded that the team has an important role in the socialization of the Green Campus program at UNS. The results of the analysis based on the actions, efforts and Green Campus campaigns program conducted by UNS Green Campus team as Communicator, Relationship, Back-up management and image maker in the socialization of the Green Campus program at the Sebelas Maret University of Surakarta during 2013-2014 indicate so.

Keywords:socialization, green campus, UNS SOLO

Pendahuluan

Bumi merupakan planet tempat tinggal manusia dan mahluk hidup lainnya. Bumi telah ada sejak miliaran tahun yang lalu. Sejak itu, bumi terus mengalami perubahan alam. Perubahan yang terjadi pada bumi disebabkan oleh pergerakan bumi sendiri, pengaruh luar angkasa dan pengaruh gaya hidup manusia.

Pengaruh yang diberikan manusia terhadap bumi dapat dilakukan melalui gaya hidup manusia dengan lingkungannya yang disebut lingkungan hidup. Agar gaya hidup manusia tidak menyebabkan kerusakan bumi, dibutuhkan adanya pendidikan lingkungan hidup. Dengan pendidikan ini, manusia dapat belajar unruk menjaga lingkungannya sehingga dapat menjaga bumi dari ancaman kerusakan.

Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) merupakan salah satu Universitas yang terletak di Jawa Tengah yang memiliki prestasi yang cukup baik. Prestasi ini perlu diperhitungkan dalam tingkat nasional bahkan Internasional. Saat ini UNS berada pada posisi 7 peringkat nasional versi Webometric ( UNS saat ini sedang gencar-gencarnya menggelorakan semangat untuk menuju World Class University. Akan tetapi World Class University tidak serta-merta mudah diraih oleh Universitas Sebelas Maret. Agar dapat mencapai status World Class University Universitas Sebelas Maret haruslah sudah baik dari berbagai bidang, baik sistemnya maupun lingkungannya.

Pada tahun 2010, Universitas Indonesia telah mempelopori inisiatif untuk menciptakan sebuah 'hijau' secara online peringkat universitas dunia yang mendapat tanggapan luar biasa dari universitas di 35 negara di dunia. Tahun pertama adalah sukses besar dengan hampir seratus perguruan tinggi mengambil bagian dalam peringkat ini. Peringkat, UI GreenMetric World University Ranking, didasarkan pada informasi yang diberikan oleh universitas-universitas di seluruh dunia pada kriteria yang menunjukkan komitmen untuk pergi hijau dan keberlanjutan, seperti ruang, efisiensi energi, penggunaan air, dan transportasi dan sebagainya.

Dalam usianya yang sudah tidak muda lagi, UNS Solo memiliki potensi sumber daya manusia dan infrastruktur yang besar. Kapasitas dan relevansi kelembagaan sebagai pusat pendidikan tinggi mulai mendapat predikat reputasi internasional.

Akselerasi menuju internasionalisasi melalui pemberdayaan keunggulan UNS sudah semestinya sejalan dengan kebutuhan masyarakat mulai dari tingkat lokal hingga masyarakat global. Oleh karena itu dalam rangka Dies Natalis ke-37 lalu, UNS bertekad mendukung gerakan global yaitu apa yang dinamakan dengan Green Campus.

Momentum untuk menunjukkan tekad itu adalah dengan dicanangkannya Gerakan UNS Green Campus (GC) oleh Menteri Lingkungan Hidup, Balthasar Kambuaya, pada 6 Maret 2013, dengan penanaman pohon secara simbolis di halaman depan kampus UNS.

Universitas Sebelas Maret termasuk diantara 6 Universitas di Indonesia yang terpilih sebagai Pilot Project untuk penerapan Green Campus di Indonesia di bawah pembinaan Kementerian Lingkungan Hidup yang nantinya akan diikuti universitas-universitas lain.

Berdasarkan rumusan program dari PPLH, konsep yang dijalankan UNS dalam mewujudkan green campus yaitu komitmen tertulis pimpinan kampus untuk mewujudkan green campus, perilaku warga kampus yang mendukung green campus, penyediaan sarana–prasarana pendukung green campus. Untuk itu, sangat penting untuk melihat bagaimana peran humas dalam strategi sosialisasi program Green Campusdi UNS Solo.

Perumusan masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana sosialisasi program ‘Green Campus’ yang dilakukan oleh Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta selama tahun 2013-2014 ?

Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sosialisasi program ‘Green Campus’ yang dilakukan oleh Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta selama tahun 2013-2014?

Tinjauan Pustaka

  1. Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan salah satu tipe komunikasi, di samping komunikasi interpersonal, komunikasi organisasi, dan komunikasi publik.Pada dasarnya, komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa, baik cetak maupun elektronik. Dalam konteks ini, media massa yang dimaksud adalah media massa yang dihasilkan oleh teknologi modern, bukan media tradisional seperti kentongan, gamelan, dan lain-lain (Nurudin, 2003: 2).

Definisi lebih lengkap dikemukakan oleh Joseph A. DeVito dalam bukunya Communicology: An Introduction to the Study of Communicatio,

( Effendy, 2006: 21) sebagai berikut:

“First, mass communication addressed to the masses, to an extremely large audience. This does not mean that the audience includes all people or everyone who reads or everyone who watches television, rather it means an audience that is large and generally rather poorly defined. Second, mass communication is communication mediated by audio and/ or visual transmitters. Mass communication is perhaps most easily and most logically defined by it forms: television, radio, newspapers, magazines, films, books, and tapes”

Senada dengan DeVito, Littlejohn (2002: 303) memberikan definisi yang hampir serupa (dalam Pawito, 2007: 16), yakni:

“Mass communication is the process whereby media organization produce and transmit message to large publics and the process by which those messages are sought, used, understood, and influenced by audiences”

  1. Budaya Organisasi

Budaya organisasi adalah bagaimana pelaku organisasi melakukan pekerjaan atau berperilaku di organisasi tersebut. Edgar H. Schein mengatakan bahwa :

“Budaya organisasi adalah suatu pola asumsi dasar pembagian pembelajaran kelompok seperti pemecahan masalah berkaitan dengan adaptasi eksternal dan integrasi internal itu dikerjakan dengan baik untuk dipertimbangkan dengan benar dan untuk selanjutnya diajarkan pada anggota baru sebagai cara yang benar untuk merasakan, memikirkan dan interaksi diperlukan dalam segala pemecahan masalah.”(Ndraha, 1997:43)

  1. Merek (brand)

Asosiasi pemasaran Amerika mendifinisikan merek (brand) sebagai :

“nama, istilah, tanda, simbol, rancangan atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikannya dari barang atau jasa penjual dan untuk mendiferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing” (Kotler, 2009:332).

Menurut definisi tersebut maka sebuah merek adalah produk atau jasa penambah dimensi yang dengan cara tertentu mendiferesiasikannya dari produk atau jasa lain yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama. Perbedaan ini bisa secara fungsional, rasional atau berwujud yang dikaitkan dengan kinerja produk atau merek. Bisa lebih simbolis, emosional atau berwujud dikaitkan dengan apa yang digambarkan merek.

Metodologi Penelitian

  1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, digunakan penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Pawito (2007:80), metodologi meliputi cara pandang dan prinsip berpikir mengenai gejala yang diteliti, pendekatan yang digunakan, prosedur ilmiah (metode) yang ditempuh, termasuk dalam mengumpulkan data, analisis data dan penarikan kesimpulan.

Seperti yang diungkapkan (Pawito,2007:35), mengenai deskripsi penelitian kualitatif :

“Penelitian komunikasi kualitatif biasanya tidak dimaksudkan untuk memberikan penjelasan-penjelasan (explanations), mengontrol gejala-gejala komunikasi, mengemukakan prediksi-prediksi, atau untuk menguji teori apapun, tetapi lebih dimaksudkan untuk mengemukakan gambaran dan atau pemahaman (undertanding) mengenai bagaimana dan mengapa suatu gejala atau realitas komunikasi terjadi.”

Sedangkan metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Seperti yang dinyatakan (Susanto, 2006:16), penelitian deskriptif berusaha menggambarkan secara terperinci terhadap gejala sosial yang dimaksudkan dalam permasalahan yang diteliti, sehingga hanya merupakan penyingkapan fakta.Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa kata-kata dan bukan angka. Semua data yang dikumpulkan memungkinkan untuk dijadikan kunci terhadap apa yang diteliti.

  1. Lokasi Penelitian

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang bertempat di Jl. Ir. Sutami 36A Kentingan, Jebres, Surakarta 57126.

  1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

  1. Wawancara

Serangkaian kegiatan wawancara yang bersifat kualitatif dengan tujuan memperoleh data dan informasi secara lebih mendalam untuk mendapatkan data primer. Wawancara ini dilakukan kepada tim Green CampusUniversitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Penulis memilih informan yang dianggap memiliki keterkaitan dan kapabilitas terkait dengan program Green Campus.

  1. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti (Susanto, 2006: 126). Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data berupa peristiwa, aktifitas atau perilaku, lokasi, benda dan rekaman gambar (Sutopo, 2006: 75).

  1. Studi Pustaka

Adalah data-data penunjang dan teori yang dapat diperoleh dari buku-buku, artikel, makalah ataupun jurnal yang berhubungan dengan topik penelitian ini.

  1. Teknik Analisa Data

Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif yaitu data diperoleh langsung dari hasil wawancara dan kajian dokumen. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan subjek penelitian dengan menginterpretasikan kerangka teori yang digunakan untuk memperoleh kesimpulan.

Proses analisis ini berlangsung bersamaan dengan proses pengumpulan data. Setelah data terkumpul dilakukan reduksi data. Data ini sebagai bahan deskripsi keadaan, kemudian dilakukan penarikan kesimpulan. Teknik analisis data ini terdiri dari reduksi data yang merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data (kasar) yang ada dalam fieldnote. Selanjutnya penyajian data yang merupakan suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan riset yang dilakukan. Terakhir adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi. Dalam awal pengumpulan data, peneliti sudah harus mulai mengerti apa arti dari hal-hal yang ditemui dengan melakukan pencatatan peraturan-peraturan, pola-pola, pernyataan-pernyataan, dan proposisi-proposisi. Kesimpulan akhir tidak akan terjadi sampai proses pengumpulan data berakhir. Teknik analisis data dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3. Teknik Analisis Interaktif

Sumber: H. B. Sutopo(2002).

.

  1. Validitas Data

Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian, harus diusahakan kemantapan dan dan kebenarannya. Cara memperoleh data dengan beragam tekniknya harus benar-benar sesuai dan tepat untuk menggali data yang benar-benar diperlukan bagi penelitiannya. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi data/triangulasi sumber.

Menurut Patton dalam Sutopo (2002: 79), cara ini mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, ia wajib menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Artinya, data yang sama atau sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda. Di sini tekanannya pada perbedaan sumber data, bukan pada teknik pengumpulan data atau yang lain. Peneliti bisa memperoleh dari narasumber (manusia) yang berbeda-beda posisinya dengan teknik wawancara mendalam, sehingga informasi dari narasumber yang satu bisa dibandingkan dengan informasi dari narasumber yang lainnya.

Hasil Penelitian

  1. Fokus Penanganan Green Campus

UNS dirasa penting memiliki lingkungan hijau. Oleh karena itusebagai wujud nyata implementasi green campus, Universitas Sebelas Maret (UNS) kembangkan hutan pendidikan. Hutan ini pun sekaligus menjadi dukungan UNS terhadap gerakan menanam 1 milyar pohon oleh pemerintah. UNS punya hutan seluas lebih dari 40 hektar itu tersebar di beberapa daerah, di antaranya: 23 hektar di Wonoeemar, Boyolali; 10 hektar di Wonogiri, dan 7,5 hektar di Karanganyar.

Menurut Ir. Winny Astuti selaku Ketua Tim Green Campus UNS, awal terbentuknya program ini adalah karena :

“Jadi ini itu di green metric itu kan mengirim ke seluruh universitas seluruh Indonesia via Rektor, nah termasuk Rektor UNS to. Karena Rektornya concern, jadi kan membentuk tim, tim Green Campus ini yang Prof. Pur ini Rektor itu di bawah PR IV yang Green Campus itu ada tim yang untuk green metric, fisiknya kan, apa itu, seperti penghijauan, kemudian membuat kayak pedistrian untuk pejalan kaki, itu dan sumur resapan, membuat ini. Jadi bentuk fisik yang nanti akan mendukung supaya ukuran green metric-nya itu tinggi”.

Fakultas Pertanian (FP) UNS saat ini dijadikan pilot project pengembangan Hutan Pendidikan karena memang linier dengan bidang lingkungan. Tidak cukup dengan Hutan Pendidikan, UNS juga turut mengembangkan Arboretum. Arboretum adalah lahan konservasi keanekaragaman hayati khusus pohon-pohon langka. Pengembangan hutan pendidikan dan arboretum merupakan tindak lanjut dari Memorandum of Understanding (MoU) empat perguruan tinggi negeri (PTN) di Jawa Tengah dengan Kementerian Kehutanan dan Pemerintah Provinsi. Keempat PTN itu antara lain: UNS, Universitas Negeri Semarang (Unnes), Universitas Diponegoro (Undip), dan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed).

Sementara untuk energy dan perubahan iklim, Kampus UNS berusaha meminimalkan penggunaan energi listrik dan air conditioner (AC), menginisiasi penggunaan biodiesel energy dan energi terbarukan dan menerapkan konsep Green Building untuk bangunan-bangunan baru

Menurut Prof. Purwanto selaku pembina Tim Green Campus UNS :

“Green Campus itu tidak semata-mata kampus yang ijo royo-royo. Tapi juga dilihat dari berbagai aspek lingkungan di sekelilingnya”.

  1. Pengaturan dan Infrastruktur

Kampus Kentingan berlokasi di Urban area dengan luasan area 60 hektar memiliki kepadatan bangunan relatif rendah. Perbandingan softscape dan hardscape mencapai 24.729 Ha : 35.721 Ha. Penggunaan softscape ini termasuk untuk jalan dan tempat parkir terbuka. Penggunaan lahan terbuka semaksimal mungkin dipakai untuk ruang-ruang peresapan air hujan di samping banyak ditanami dengan pepohonan. Pembangunan gedung-gedung memperhatikan pola kontur eksisting. Kontur dimanfaatkan untuk memberikan pola dan aksentuasi zonifikasi fakultas-fakultas yang terdapat di Kampus UNS Kentingan. Jalur sirkulasi digunakan sekaligus sebagai penghubung antar fakultas dan jurusan namun juga digunakan sebagai pembatas zone. Dengan demikian keberadaannya mendukung luasan ruang terbuka hijau Kota Surakarta yang saat ini baru mencapai 18.61% dari total luas kota.

  1. Transportasi

Konsep Green Transportation / transportasi hijau adalah konsep yang digunakan agar moda transportasi bisa lebih ramah lingkungan. Transportasi Hijau merupakan pendekatan yang digunakan untuk menciptakan transportasi yang sedikit atau tidak menghasilkan gas rumah kaca.Kebijakan transportasi untuk membatasi jumlah kendaraan bermotor yang digunakan dalam kampus, dan kebijakan untuk mengurangi lahan/area parkir di kampus diharapkan akan mendorong civitas akademika akan beralih ke penggunaan bus, penggunaan sepeda atau berjalan kaki dalam beraktitas di lingkungan kampus. Penggunaan bus kampus dan sepeda akan mendorong lingkungan yang lebih sehat.

Kebijakan penyediaan jalur pejalan kaki (pedestrian) yang aman dan nyaman akan mendorong civitas akademika kampus untuk beraktivitas dengan berjalan kaki di lingkungan kampus, dan akhirnya akan berpengaruh untuk mengurangi penggunaan kendaraan bermotor pribadi. Penggunaan transportasi bus kampus, sepeda maupun berjalan kaki akan mengurangi emisi karbon di lingkungan kampus.