EFEKTIFITAS METODA COOPERATIVE LEARNING TIPE CIRC
TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS ESSAY MAHASISWA
PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS FKIP UNRI
Mahdum
Dosen FKIP Universitas Riau
Abstract. This research is intended (1) to identify students’ ability in writing an essay through cooperative learning type CIRC, (2) to know the contribution of cooperative learning type CIRC to improve students’ ability in writing an essay, and (3) to know the advantages and disadvantages of cooperative learning type CIRC in teaching learning process. This action reseach was conducted at Prodi Bahasa Inggris FKIP UNRI. The subject of the research was the third semester students academic year 2006-2007. To know the students’ ability in writing the essay, pre-test and post-test were given. Between pre-test and post-test, they were treated by cooperative learning method type CIRC. Procedure of data analysis was done by scoring the score of pre and pos-test. The result showed that to = 3.05. df = N – 1 = 65 – 1 = 64. After consulting the table, df = 64 was not found, as a result, the nearest df was used, that was 60. With df = 60, “t” critical value was gained, tt on significant level 5% = 2.00 and 1% = 2.65. It means 2.00 < 3.05 > 2.65. As a result, null hypothsis was rejected and alternative hypothsis was accepted. In conclusion Cooperative Learning method type CIRC played a significant role to increase the students’ ability in writing an essay.
Keywords: The Role of Cooperative Learning Method Type CIRC
PENDAHULUAN
Program Studi Bahasa Inggris adalah salah satu Program Studi yang bernaung dibawah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau. Dalam menjalankan tugasnya, Prodi Bahasa Inggris merumuskan Visinya yaitu: Mewujudkan Prodi Bahasa Inggris sebagai pusat pendidikan yang unggul dalam penelitian, pelayanan dan pemeliharaan perkembangan pembelajaran Bahasa Inggris bagi calon guru sekolah menengah dan pemakai Bahasa Inggris. Sedangkan Misinya yaitu: Melaksanakan pembelajaran pendidikan Bahasa Inggris bagi calon guru di Provinsi Riau dan daerah lainnya di Indonesia; Melaksanakan penelitian di bidang pendidikan Bahasa Inggris di sekolah dan institusi lainnya khususnya di Provinsi Riau dan Indonesia umumnya; Memberikan pelayanan berupa konsultasi dan kerjasama di bidang pembelajaran Bahasa Inggris di Riau.
Adapun tujuan Prodi Bahasa Inggris adalah memotivasi staf pengajar dan mahasiswa untuk lebih memacu diri dalam bersaing secara profesional dan terampil di bidangnya. Disamping memberikan kontribusi terhadap Visi dan Misi FKIP maupun UNRI dalam mewujudkan Universitas Riset pada 2020, tujuan Prodi Bahasa Inggris adalah juga menunjang pembangunan dan perkembangan pendidikan di Provinsi Riau.
Disamping itu tujuan lainnya adalah untuk mendidik para mahasiswa untuk menjadi guru-guru Bahasa Inggris yang berkualifikasi baik sesuai dengan kebutuhan masyarakat ataupun para pemakai jasa didunia kerja yang membutuhkan seseorang yang mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris baik komunikasi tulisan maupun lisan.
Seorang mahasiswa yang diterima pada Program Studi Bahasa Inggris mungkin saja tidak tahu tujuan pengajaran Bahasa Inggris. Diantara mereka mungkin ada yang kebetulan lulus di Program Studi Bahasa Inggris sebagai pilihan kedua atau sebagai alternatif saja. Akan tetapi, Robert Lado (1964:25) mengatakan bahwa: “The goal in learning a foreign language is the ability to use it, understand its meaning and connotation in terms of target language and culture, and the ability to understand the speech and writing of natives of the target culture in terms of their meaning as well as their great ideas and achievement.”
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seseorang itu dikatakan berhasil dalam belajar Bahasa Inggris bila ia dapat memahami ucapan yang disampaikan native speaker, dapat memberikan respon terhadap ucapan tersebut dan juga dapat mengekspresikan kemauan, keinginan dan pendapatnya secara spontan. Tambahan pula ia harus dapat membaca dan menulis dalam bahasa Inggris.
Untuk dapat menyelesaikan studinya di Program Studi Bahasa Inggris FKIP UNRI, seorang mahasiswa harus menyelesaikan sejumlah matakuliah yang keseluruhannya terdiri atas 157 SKS, yang terdiri dari sejumlah Mata Kuliah Umum, Mata Kuliah Dasar Kependidikan, dan Mata Kuliah Keahlian. Salah satu dari Mata Kuliah Keahlian yang diberikan adalah Matakuliah Writing. Karena dianggap penting, matakuliah Writing diberikan dalam 5 semester atau sebanyak 10 sks, yang terdiri atas Writing IC dan Writing I sampai Writing IV. Semua itu dimaksudkan agar mahasiswa dapat menjawab tuntutan dunia kerja. Dengan kata lain, setelah mahasiswa menyelesaikan matakuliah Writing IV, ia sudah memiliki kemampuan untuk menulis berbagai jenis bentuk essay, berbagai jenis business correspondence dan mampu menulis karangan ilmiah (scientific writing).
Bagi mahasiswa, matakuliah Writing merupakan salah satu matakuliah yang menakutkan dan dianggap sulit. Berdasarkan pengalaman penulis dalam mengajarkan matakuliah Writing II pada semester ganjil tahun akademis 2005-2006, banyak kesulitan-kesulitan yang dihadapi mahasiswa dalam menulis. Setelah mengikuti perkuliahan Writing II diharapkan mahasiswa dapat menulis berbagai jenis essay dengan baik dan benar. Akan tetapi, pada kenyataannya bila kepada mahasiswa diberikan sebuah thesis statement untuk dikembangkan menjadi sebuah essay, hasilnya masih belum memuaskan. Diantara kesalahan-kesalahan yang dibuat mahasiswa adalah (a) Sebahagian besar dari mahasiswa belum dapat menuliskan supporting paragraphs dengan baik, karena mereka seolah-olah tidak punya ide untuk dituangkan dalam kalimat-kalimat; (b) Kalimat-kalimat yang dibuat mahasiswa dipenuhi kesalahan-kesalahan tentang structure, seolah-olah mereka belum dapat mengaplikasikan pengetahuan mereka dibidang structure kedalam bentuk kalimat-kalimat yang benar; (c) Choice of words yang digunakan mahasiswa kadang-kadang belum tepat; dan (d) Punctuation yang digunakan mahasiswa terkadangpun tidak benar.
Salah satu metode pembelajaran yang paling digalakkan dewasa ini adalah guru atau dosen harus dapat menciptakan suasana belajar yang cooperative dan communicative. Artinya, mahasiswa tidak hanya sebagai pendengar dan mengerti bahasa Inggris secara lisan tetapi mahasiswa harus ikut ambil bagian menggunakan bahasa itu secara aktif sebagai communication skills. Sehingga suasana belajar itu tidak lagi teacher-centered melainkan student-centered.
George M Rooks (1999:xv) dalam bukunya Paragraph Power mengemukakan tentang pengajaran writing melalui communicative learning method. Dimana pada pengajaran dengan metoda ini mahasiswa diransang untuk dapat mengkomunikasikan idenya dengan lebih jelas dan efektif, umpamanya terlebih dahulu dosen dapat membuka wawasan mahasiswa tentang topik yang akan mereka tulis dengan memperlihatkan gambar-gambar yang berhubungan dengan topik yang akan mereka tulis, lalu dilanjutkan dengan membicarakan kosa kata yang berhubungan dengan topik. Kegiatan ini dimaksudkan agar mahasiswa termotivasi dan tidak merasa menulis itu sebagai suatu beban yang menakutkan.
Para ahli dan peneliti lain juga mengemukakan dan mengembangkan berbagai jenis pembelajaran kooperatif sesuai dengan tahap serta aktivitas dalam pembelajaran. Slavin (1995:6-9) dalam bukunya Cooperative Learning, mengemukakan berbagai jenis pembelajaran kooperatif diantaranya: Student Teams- Achiement Devisions (STAD), Teams Games-Tournament (TGT), Jigsaw, Team Acceterated Instruction (TAI) dan Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Lebih jauh Slavin mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe CIRC baik untuk pengajaran bahasa. Karena itu penelitian ini bejudul Efektifitas Metoda Cooperative Learning Tipe CIRC Terhadap Kemampuan Menulis Essay Mahasiswa Program Studi Bahasa Inggris FKIP UNRI.
Berdasarkan fenomana yang telah diungkapkan, maka permasalahan penelitian ini adalah (1) Apakah Metoda Cooperative Learning Tipe CIRC memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan kemampuan menulis essay mahasiswa Prodi Bahasa Inggris FKIP UNRI? (2) Apakah Metoda Cooperative Learning Tipe CIRC efektif dalam pembelajaran menulis essay mahasiswa Prodi Bahasa Inggris FKIP UNRI? (3) Apakah ada kelemahan dan kelebihan Metoda Cooperative Learning Tipe CIRC didalam proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan menulis essay mahasiswa Prodi Bahasa Inggris FKIP UNRI?
Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi: (a) Kemampuan menulis essay mahasiswa Prodi Bahasa Inggris FKIP UNRI dengan menggunakan Metoda Cooperative Learning Tipe CIRC; (b) Peranan Metoda Cooperative Learning Tipe CIRC dalam meningkatkan kemampuan menulis essay mahasiswa Prodi Bahasa Inggris FKIP UNRI; (c) Kelehaman dan kelebihan Metoda Cooperative Learning Tipe CIRC dalam pembelajaran menulis essay.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Huckin (1991:5) menulis adalah suatu sistem komunikasi interpersonal yang menggunakan tanda-tanda atau simbol dipermukaan yang datar seperti kertas, kain ataupun lempengan batu. Setiap bahasa mempunyai simbol-simbolnya sendiri. Bahasa Inggris menggunakan 26 buah simbol (a, b, c, d, ...... z).
Dalam kehidupan sehari-hari kita berhadapan dengan banyak sekali jenis-jenis tulisan: surat kabar, iklan, tagihan, surat dan lain sebagainya. Akan tetapi bila kita disuruh menulis berbagai jenis tulisan tersebut, tidak semua kita mampu melakukannya. Semua orang mampu berbicara, baik dirumah, disekolah, dilingkungan kerja tanpa suatu instruksi yang sistematis sekalipun. Tapi dalam menulis, hal ini sangat berbeda. Kita harus terlebih dahulu belajar menulis sebelum memiliki kepampuan untuk menulis (writing ability). Biasanya disekolah kita belajar bagaimana menulis.
Sebagai seorang guru atau dosen kita harus familiar dengan semua aspek menulis: mengapa orang menulis, jenis tulisan apa yang ditulis, apa tujuan menulis dan bagaimana cara menulis yang baik supaya seseorang dapat dikatakan able to write successfully. Kita juga harus tahu langkah-langkah dalam menulis dan bagaimana mengembangkan kemampuan menulis. Kita juga harus tahu isu terbaru tentang pengajaran menulis sehingga kita dapat mempraktekkannya dalam pengajaran menulis (writing).
Dalam kehidupan sehari-hari tujuan menulis itu juga bermacam-macam, diantaranya: to get things done, to inform, to persuade, to maintain relationship, to document occurrences, events, etc, or to record things, experiences, observation etc. (Huckins, 1991:7). Sedang sesuai fungsinya James Britten seperti dikutip oleh Chitravelu (2004:136) membagi menulis itu menjadi: expressive, transactional, dan poetic. Malaysian Education Chitravelu (2004:137) mengklasifikasikan tulisan itu sebagai personal writing, transactional dan creative writing. Personal writing biasanya bersifat informal dan tidak begitu memperhatikan atau mementingkan tatabahasa (structure). Transactional writing biasanya selalu well-organized dan sangat memperhatikan informasi atau pesan yang akan disampaikan. Sedang Creative writing adalah ekspresi seseorang untuk kesenangan dan kepuasan sendiri, sipenulis biasanya tertarik pada bahasa. Lihat tabel dibawah ini untuk contoh tiap-tiap jenis tulisan.
Personal writing / Transactional writing / Creative writingShopping list
Notes
Diaries
Journals
Letters
Messages
Greetings / Business letters
Insructions
Memos
Plans
Proposals
Rules and Regulations
Reports
Adverticements / Poetry
Short stories
Songs
Anecdotes
Fictions
Jokes
Riddles
Lebih jauh menurut beliau, secara tradisional Writing dapat diklasifikasikan atas beberapa tipe: (a) Narrative writing berisikan serangkaian kegiatan atau kejadian bersama-sama dengan karakter dan keadaan seperti: story, autobiography, science fiction; (b) Descriptive writing memberikan keterangan atau menggambarkan atribut fisik ataupun kualitas seseorang, suatu benda, ataupun tempat dengan menyertakan pendengaran, penglihatan, penciuman perasaan ataupun gambaran seperti: details of people, places, things, concepts; (c) Expository writing menghadirkan fakta dan informasi dan penjelasan sesuatu sebagaimana adanya. Jenis tulisan ini tidak memberikan interpretasi dan sikap seperti: explanation, factual information, instruction; (d) Persuasive writing memaparkan sudut pandang penulis tentang suatu hal dan kalimat-kalimatnya bertujuan mempengaruhi pembaca untuk setuju atau menerima sesuatu; dan (e) Argumentation writing adalah sebuah essay yang mendiskusikan saran atau rencana atau fakta secara rinci untuk dapat diterima seperti: adverticements, political essays, brochure, opinions, discussions, evaluations.
Sebahagian besar mahasiswa menganggap pelajaran Writing merupakan pelajaran tersulit dan kurang diminati, tambahan pula tidak seperti matakuliah Speaking atau Reading. Matakuliah Writing dirasakan tidak langsung memberikan manfaat pada saat dipelajari, begitupula kegunaan matakuliah Writing hampir tidak dirasakan oleh mahasiswa dalam periode belajar dikelas. Untuk itulah pentingnya peranan guru atau dosen untuk menciptakan kegiatan perkuliahan Writing itu menarik bagi mahasiswa.
Matakuliah writing itu merupakan matakuliah yang membutuhkan skill yang kompleks yang melibatkan: (1) Subject matter. Mahasiswa harus mempunyai informasi yang relevan tentang topik yang akan ditulisnya. Hal ini bisa berupa general knowledge atau informasi yang didapatnya dari referensi seperti buku atau jurnal atau bisa juga gabungan dari pengamatan dan hasil observasi; (2) Purpose. Mahasiswa harus mempunyai tujuan yang jelas tentang tujuannya menulis karena hal ini akan mempengaruhi cara mahasiswa itu menulis; (3) Interaction and a sense of audience. Mahasiswa harus tahu bahwa tulisannya akan melibatkan interaksi, baik interaksi dengan dirinya sendiri maupun interaksi dengan para pembaca; (4) Language. Mahasiswa membutuhkan sederetan pengetahuan tentang bahasa yang sesuai dengan kebutuhan tulisannya. Diantaranya mahasiswa harus tahu tentang sentence patterns, choice of words, ataupun stylistic variants yang digunakan untuk mengekspresikan berbagai ide; (5) Conventions. Menulis adalah sebuah kegiatan sosial yang mempunyai kaidah-kaidah yang harus diikuti; (6) Thinking Skills. Mahasiswa membutuhkan berbagai jenis thinking styles yang berbeda. Mahasiswa juga harus bisa menentukan mana yang terpenting. Ia juga harus bisa berimajinasi dan berkreatifitas untuk membuat hasil tulisannya menarik. Pada kenyataannya semua orang setuju bahwa menulis itu adala suatu proses berfikir; (7) Organizational skills. Seorang mahasiswa harus dapat menghasilkan well-formed paragraph dengan main idea dan supporting details yang jelas. Mahasiswa harus dapat menggabungkan idenya secara logis dengan menggunakan cohesive devices yang sesuai seperti penggunaan logical connectors seperti: because, therefore, as a result, firstly, secondly; (8) Value system. Mahasiswa hidup dan berada diantara nilai-nilai seperti: (Apa hal penting tentang apa yang akan ditulisnya. Bagaimana bentuk tulisan yang bagus. Bagaimana cara yang tepat untuk berkomunikasi dengan orang yang lebih tua. Apakah tulisannya bisa mempengaruhi pembaca. Nilai-nilai tersebut dapat mempengaruhi cara mahasiswa menulis; (9) Mechanics (handwriting, spelling, layout, punctuation). Mahasiswa harus bisa menulis dengan baik dan terang. Ia harus dapat menuliskan apa yang ia mau tulis. Harus juga tahu tentang tanda baca dan layout dari berbagai jenis teks; (10) The writing process. Mahasiswa harus tahu proses-proses yang harus dilaluinya dalam menulis seperti: selecting a topic, getting ideas, drafting, revising. editing, proof-reading dan publishing. (Chitravelu, 2004:139-140)
Secara tradisional pada pengajaran Writing biasanya digunakan gabungan antara metode ceramah, tanya jawab, diskusi kelas, drill. Pada metode ceramah, dosen menerangkan materi atau topik yang akan diajarkan. Umpamanya topik yang akan diajarkan adalah Characteristics of a Good Paragraph. Dosen menerangkan materi itu secara detail dan kemudian mahasiswa diberi kesempatan bertanya tentang hal-hal yang belum mereka pahami. Tahap berikutnya mahasiswa diminta mengerjakan latihan untuk menulis a good paragraph dengan pilihan topic sentence yang diberikan. Tapi biasanya hasil yang dicapai mahasiswa belum memuaskan walaupun kadang-kadang materi itu sudah dijelaskan secara menyeluruh lengkap dengan contoh-contoh paragraph yang baik. Kesalahan terbanyak biasanya terdapat pada kesalahan structure dan mechanics seperti: kesalahan pada sentence pattern, tenses, choice of words dan punctuations.
Menurut Rooks (1999:2-8) ada tahapan-tahapan yang dilalui dalam proses menulis agar pengajaran itu menjadi kooperatif: (1) Pre-writing, (2) Writing, (3) Sharing, (4) Revising, dan (5) Editing.
Pada kegiatan Pre-writing inilah barangkali dosen dapat menciptakan communicative activities yang salah satu tujuannya adalah untuk meransang kreatifitas mahasiswa. Pada pengajaran secara tradisional dosen hanya memberikan instruksi “Please continue this topic sentence: Computer technology will oneday eliminate the use of libraries” dan selanjutnya mahasiswa menulis. Tentu saja mahasiswa akan merasa bingung, bertanya-tanya dan kehabisan kata-kata “What should I write?” karena mereka belum mempunyai wawasan.
Pada kegiatan pengajaran communicative dan cooperative activities terlebih dahulu dosen bisa memperlihatkan gambar sebuah computer dan membuat pertanyaan-pertanyaan dari gambar tersebut, misalnya: (Do you know what picture is this, What kind of thing is this? Who use this?)
Setelah itu dosen bisa melanjutkan perbincangan dengan membicarakan secara aktif tentang vocabulary yang berhubungan dengan komputer dan perpustakaan.