/ APRIL / 10
2015

30
/ APRIL / 10
2015

30
/ APRIL / 10
2015
30
/ APRIL / 10
2015
30
/ APRIL / 10
2015
30
/ APRIL / 10
2015

Oleh Pdt. Pdt. DR. R. W. Sagala

(Pdt RW Sagala adalah seorang hamba Tuhan yang telah diurapi. Sudah melayani di ladang Tuhan selama 25 tahun dalam berbagai macam bidang pelayanan mulai dari gembala jemaat/distrik, direktur pelayanan gereja daerah, dosen, ketua jurusan STFT dan Pembantu Ketua III, Bidang Kemahasiswaan dan sekarang Ketua di Perguruan Tinggi Advent Surya Nusantara, Pematangsiantar. Memiliki hobby menyanyi dan menulis, aktif dalam cyber ministry. Pdt RW Sagala menikah dengan Dame Joice Siringo-ringo, seorang pianist gereja dan dikaruniai Tuhan 4 orang anak yakni (1) Monalisa Edraline Sagala (2) Adrian Randolph Lemuel Sagala, (3) Ralph Oliver Bonar Sagala dan (4) Clarissa Grace Sabbathiennie Sagala)

30
/ APRIL / 10
2015

Pendahuluan:

Masih segar dalam ingatan saya saat baru menginjakkan kaki di Sekolah dan menjadi seorang murid Sekolah Dasar (SD). Pada setiap hari Senin, kami berbaris di lapangan dan mengikuti Upacara Penaikan Bendera. Seluruh siswa menyanyikan Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya,” sambil menghormati bendera kebangsaan. Sebelum mendengarkan wejangan dan arahan dari Kepala Sekolah salah seorang siswa membacakan isi Pancasila yang diikuti oleh para siswa dan seluruh guru yang mengikuti Upacara Penaikan Bendera saat itu.

Mulai dari Sila 1. Ketuhanan Yang Maha Esa, 2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab,

3. Persatuan Indonesia, 4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, dan yang ke 5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Negara Kesatuan Repbulik Indonesia (NKRI) adalah merupakan satu Negara yang sangat unik di dunia ini. Negara Indonesia berdasarkan catatan tahun 2004 lalu terdiri dari 17.504, 7.870 diantaranya sudah memiliki nama dan sebanyak 9.634 belum memiliki nama <http://id.wikipedia.org/wiki/Jumlah_pulau_di_Indonesia>. Negara ini juga memiliki banyak suku, bahasa dan budaya yang berbeda-beda.

Menurut catatan, Jawapos Nasional Network, Rabu 03 Februari 2010 <http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=57455#> Indonesia memiliki 1.128 Suku bangsa, memiliki 583 bahasa dan dialek dari 67 bahasa induk yang digunakan berbagai suku bangsa di Indonesia dan merupakan Negara yang memilki keanekaragaman budaya yang sangat hebat.

Meskipun Indonesia memiliki keanekaragaman baik dari segi suku, budaya dan bahasa, tetapi Negara ini dapat diikat oleh semboyan resmi Negara Indonesia yakni “Bhineka Tunggal Ika,” yang artinya Meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu. Istilah ini dikenal dunia sebagai “Unity in Diversity.” Sila ke 3 dari Pancasila juga menegaskan akan keanekaragaman ini tetapi tetap satu, yakni Persatuan Indonesia.

Sebagai seorang warga negara yang baik, masing-masing kita mengaku sebagai orang Indonesia, kita satu meskipun kita memiliki “keanekaragaman,” budaya, bahasa dan suku. Kita diikat oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Panggilan Kristus Untuk Bersatu

Dalam doanya yang terkenal yang dicatatat dalam Injil Yohanes 17, Yesus Kristus berdoa untuk diri-Nya, untuk murid-murid-Nya dan untuk orang-orang Kristen (pengikut-Nya) yang akan segera Dia tinggalkan di dunia ini, termasuk untuk saudara dan saya. Dalam doa-Nya, Kristus sangat mengharapkan agar para murid-Nya yang akan segera ditinggalkan-Nya dan orang-orang Kristen pada zaman akhir, memiliki kesatuan, sama seperti Kristus dan Bapa adalah satu. “Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” (ayat 20,21)

Apakah Kesatuan Berarti Keseragaman?

Selain Kristus, Rasul yang terbesar dalam Perjanjian Baru yakni Paulus juga sangat menekankan pentingnya “kesatuan,” atau “unity.” Paulus berkata: "Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus." (1 Korintus 12:12)

Dalam Kitab Roma, Paulus juga menekankan pentingnya kesatuan itu. Dia memberi nasehat:

“Sebab sama seperti pada satu tubuh kita mempunyai banyak anggota, tetapi tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama, demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.” (Roma 12:4,5)

Berdasarkan ayat-ayat Alkitab baik PL dan PB, istilah “kesatuan” ini tidak selalu harus “seragam.” Kesatuan tidak berarti Keseragaman “Unity doesn’t mean uniformity” tetapi Kesatuan yang dimaksudkan Alkitab adalah keksatuan dalam keanekaragaman, “Unity in Diversity.” Hal itu lebih jelas lagi terlihat saat Alkitab menyinggung “kesatuan” itu dalam hubungannya dengan “karunia rohani.” Efesus 4 :16 mencatat: “Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, -- yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota -- menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.”

Kita tidak perlu mengorbankan “keanekaragaman,” hanya untuk menggapai apa yang disebut dengan “kesatuan,” sebab kesatuan Alkitab tidaklah sama dengan keseragaman. Alkitab mengharapkan agar kita satu, meskipun kita memiliki keanekaragaman. Banyak anggota gereja Advent yang memiliki kesalah pengertian terhadap kesatuan ini. Mereka berharap agar semuanya umat Advent “seragam,” misalnya: masuk jam kebaktian pada jam yang sama, liturgy yang sama, bentuk gereja bangunan gereja yang sama (mungkin seperti Iglesia Ni Kristo di Philippines, dan berbagai macam keseragaman yang lainnya. Pandangan seperti ini sangat dangkal dan tidak Alkitabiah, sebab masing-masing kita punya kepribadian, adat, budaya, bahasa yang berbeda. Sebagai anggota gereja MAHK kita harus menjaga kesatuan dalam keanekaragaman, kita tidak harus memelihara kesatuan dalam keseragaman.

Dalam Hal Apakah Kita Sebagai Satu Gereja Harus Satu

Memang benar bahwa “keanekaragaman,” diversity atau yang dikenal juga dengan istilah “pluralisme” harus tetap dipertahankan, tetapi sebagai satu organisasi gereja kita juga harus punya “lem pengikat” kesatuan yang harus satu yakni dalam hal “keyakinan” atau doktrin dan nilai-nilai atau values.

Rasul Paulus dengan gamblang mengingatkian kita agar satu dalam hal-hal berikut ini.

“…satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua… sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, (Efesus 4:4-6,13)

Berbicara sehubungan dengan kesatuan gereja, setidaknya kita harus satu dalam hal keyakinan atau doktrin dan believes (sama-sama percaya hanya Alkitab saja, percaya kepada Roh Nubuat, Memiliki dogma yang sama yakni 28 Doktrin, memiliki Peraturan Gereja yang sama.) Inilah yang dapat mengikat kita dalam darah dan kasih Kristus.

Kita bersyukur Gereja kita memiliki doktrin yang unik yang membedakan kita dengan gereja Kristen lainnya. Meskipun anggota gereja Advent di dunia ini memiliki latar belakang agama, budaya, bahasa, dan ras, yang berbeda tetapi bilamana sudah menjadi seorang Advent, maka secara otomatis kita akan memiliki budaya baru yakni budaya Adventist. Dan biasanya orang Advent akan dapat dikenali melalui gaya hidup mereka, dimanapun mereka berada dan dari bangsa apapun mereka berasal. Singkatnya dalam hal keyakinan dan nilai-nilai Adventist kita satu, meskipun kita beragam. Kesatuan tidak harus membunuh keanekaragaman!

Illustrasi mengenai tubuh yang disebutkan dalam ayat-ayat di atas sangat jelas menekankan satu kesatuan meskipun beraneka ragam. Masing-masing anggota tubuh penting untuk fungsinya masing-masing, demikian juga keanekaragaman dalam gereja penting untuk menjalankan fungsinya masing-masing sehinga “tubuh” yakni gereja itu sehat dan dapat berkembang

Mengapa Harus Bersatu?

Oleh karena begitu pentingnya “kesatuan,” (khususnya di jemaat), maka Yesus Kristus dalam permohonan yang terakhir kepada Allah Bapa sebelum Dia meninggalkan dunia ini dalam doanya memohonkan satu hal, yakni “kesatuan.” Mengapa kita sebagai umat Allah harus bersatu? Yohanes 17:21 memberikan alasan mendasar mengapa kita harus bersatu: “…supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.”

Tujuan akhir mengapa kita sebagai umat Allah harus memiliki kesatuan adalah agar “dunia percaya.” Artinya, kesatuan adalah merupakan salah satu sarana untuk mengabarkan injil atau membawa orang lain kepada Kristus dan keselamatan. Kesatuan tidak kalah pentingnya dengan penginjilan, adakalanya jiwa yang dihasilkan melalui KKR dan metode penginjilan lainnya akan lenyap jika di dalam gereja yang baru dimasukinya tidak ada kesatuan, tetapi dia akan bertahan dan tetap setia, kalau dia melihat di dalam gereja itu ada kesatuan.

Raja Daud menuliskan betapa indahnya kesatuan itu dalam Mazmur 133:1: "Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!” Jika kita membaca dalam Kisah Para Rasul kita akan menemukan bahwa kesatuan, membuat murid-murid itu menjadi berbeda dan menerima kecurahan Roh Allah pada hari pentakosta, saat itu mereka sehati seperasaan.

Kesimpulan

Saudara pembaca yang terkasih, ibarat sebuah orchestra, gereja saat ini sangat membutuhkan kesatuan. Sebuah orchestra akan tidak baik jika masing-masing alat music yang ada dalam orchestra itu berjalan sendiri, memiliki nada sendiri, dimainkan sesuka hati. Sebelum sebuah pertunjukan orchestra dimainkan, masing-masing alat musik harus lebih dahulu menyesuaikan nadanya dengan masing-masing alat music, sehingga mereka dapat mengeluarkan suara music yang baik. Selain itu para pemain orchestra harus juga dikomandoi oleh seorang diregen handal. Kristus adalah sang dirigen, Dia adalah kepala gereja (Kolose 11:8), masing-masing kita harus mau tunduk kepada-Nya, masing-masing kita harus mau dipersatukan dalam darah dan kasih-Nya, khususnya dalam hal keyakinan/doktrin dan nilai-nilai atau values. Meskipun kita memiliki latar belakang, budaya, bahasa dan etnis yang berbeda, bila kita sudah menerima Kristus kita harus satu, memiliki budaya Adventist. Untuk menjadi satu, kita tidak perlu mengorbankan keanekaragaman yang kita miliki, cukup masing-masing kita menyerahkan hati dan pikiran kita kepada-Nya, dengan cara menerima Roh dan kebenaran-Nya, sehingga kita akan menjadi satu, dan duniapun tahu kalau kita berasal dari Kristus dan akhirnya merekapun menerima Kritus. Semoga Tuhan memberkati, AMIN

------

30
/ APRIL / 10
2015
30
/ APRIL / 10
2015
30
/ APRIL / 10
2015
30
/ APRIL / 10
2015

Oleh Pdt. DR. Jonathan Kuntaraf

30
/ APRIL / 10
2015
30
/ APRIL / 10
2015

T

ujuh belas tahun sudah berlalu sejak dimulainya KADNET Ministry. Satu pelayanan yang dimulai dengan Kawanua Advent, yang dipimpin oleh Henry Waworoendeng, Lucky Mangkey, dan Pdt. Liinturan, yang dikawinkan oleh James Waworoendeng dengan REBUSKA, Renungan Buka Sabat, yang muncul dari SEIMAN, hasil usulan dari Melvin Simatupang itu; ternyata telah berjalan untuk 17 tahun. Luar biasa! Satu pelayanan tanpa pamrih, untuk setiap minggu, 52 terbitan setiap tahun, yang berarti telah menerbitkan untuk 884 terbitan untuk 17 tahun. Diperlukan dedikasi yang penuh untuk menjadi relawan yang melayani dengan gigih dan tanpa pamrih selama 17 tahun. Apakah yang diharapkan oleh tim dari KADNet Ministry dalam usianya yang “sweet seventeen?”

PENGHARAPAN PEMBINAAN KEROHANIAN. Paling sedikit inilah pengharapan dari tim REBUSKA pada awal terbitannya 17 tahun yang lalu. Kita merindukan kesegaran kerohanian sementara kita berbuka Sabat dan kita merenungkan firman Allah yang diberikan oleh REBUSKA. Tim KADNet tetap mengharapkan agar kerohanian anggota tetap dibina dari Sabat ke Sabat, hingga kita boleh tetap setia kepada Tuhan yang maha kuasa.

PENGHARAPAN PERTUKARAN INFORMASI. Paling sedikit ini adalah tujuan dari Kawanua Advent dan SEIMAN, agar kita dapat saling bertukar informasi akan berbagai macam kegiatan yang terjadi dimana saja kita berada. Sama seperti Alkitab katakan, Seperti air sejuk bagi jiwa yang dahaga, demikianlah kabar baik dari negeri yang jauh. Amsal 25:25, kita mengharapkan agar kita dapat menyampaikan dari tanah air kepada mereka dalam perantauan; atau dari mereka dalam perantauan ke tanah air. Sesungguhnya mendengarkan informasi kemajuan pekerjaan Tuhan dari satu tempat bisa memberikan inspirasi untuk perrtumbuhan bersama. Hanya belakangan ini nampaknya informasi kegiatan itu seperti mulai gersang. Dengan munculnya berbagai sarana dalam cyber ministry yanglain, kegiatan yang dikirim ke REBUSKA sudah berkurang. KADNet Ministry berharap hal ini dapat di tingkatkan kembali.

PENGHARAPAN KEKUATAN IMAN.

Dalam dunia yang penuh dengan tantangan ini, kita perlu untuk menguatkan satu sama lain. REBUSKA boleh menjadi sarana dalam menguatkan iman satu sama lain melalui artikel kerohanian, melalui berita kemajuan pekerjaan Tuhan; yang menunjukkan bahwa Tuhan masih bekerja sekarang ini. Tim KADNet merindukan agar kita boleh mempunyai iman yang bertumbuh, dan REBUSKA boleh menjadi salah satu sarana dalam mencapai tujuan tersebut.

PENGHARAPAN HIDUP SEHAT.

Orang Advent yang seharusnya menjadi orang yang paling sehat di seluruh dunia, orang yang paling panjang umurnya. Kita senang oleh sebab kita mempunyai pekabaran kesehatan. Dengan artikel kesehatan yang diberikan dari waktu ke waktu; kita mengharapkan agar kita mempunyai kuasa untuk menghidupkannya, hingga kita boleh makin lama makin sehat. Itulah pengharapan dari tim KADNet.

PENGHARAPAN RUMAH TANGGA BAHAGIA. Sementara kita merindukan rumah tangga bahagia, kita bersyukur oleh sebab REBUSKA yang memiliki artikel rumah tangga dari waktu ke waktu. Pengetahuan yang dihidupkan akan menyebabkan hubungan suami istri yang lebih baik, rumah tangga yang makin serasi, bahkan pendidikan anak-anak yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Tim KADNet merindukan agar rumah tangga dari semua kita penuh dengan kebahagiaan oleh sebab adanya Yesus Kristus dalam rumah tangga kita.

PENGHARAPAN KEUANGAN YANG MAPAN. Walaupun tujuan kita adalah surga, namun kita msih punya banyak kebutuhan. Tuhan juga menghendaki agar kita hidup dengan kecukupan, agar kita dapat menjadi berkat bagi sesame manusia ataupun pekerjaan Tuhan. Kita bersyukur oleh sebab artikel keuangan yang selalu tersedia dari minggu ke minggu.

PENGHARAPAN PERSATUAN.

Berita KADNet atau REBUSKA dari Washington DC ke Ratahan, atau dari Siborong-borong ke Los Angeles, menunjukkan bahwa kita adalah warga Indonesia yang mempunyai iman dan pengharapan yang sama. Dengan demikian KADNet Ministry adalah sarana dalam mempersatukan warga Indonesia di seluruh dunia. Kita bersatu bukan hanya dalam iman dan pengharapan, tetapi juga bersatu dalam menguatkan satu sama lain dengan berbagai kesaksian, artikel kerohanian, atau apa saja yang disajikan oleh KADNet Ministry.

PENGHARAPAN PELAYANAN.

KADNet Ministry memberikan kesempatan pelayanan kepada mereka yang ingin terlibat dalam berbagi pengalaman, menuliskan berita pengharapan, memberikan hiburan bagi mereka yang berduka, memberikan damai firman Allah bagi yang bergumul, memberikan kekuatan bagi yang lemah iman. REBUSKA adalah sarana pelayanan dimana kita dapat menguatkan satu sama lain, menghibur satu sama lain, menunjukkan kasih satu sama lain; bahkan untuk menjadi berkat satu sama lain. Dalam pelayanannya yang ke 17 tahun, banyak yang telah menerima berkat atas pelayanan KADNet Ministry. Sebab itu mewakili organisasi GMAHK, saya ingin mengucapkan terima kasih atas pelayanan Tim KADNet Ministry diseluruh dunia yang telah melayani tanpa pamrih.

Terima kasih khusus untuk Peggy Iskandar Wowor, Country director, Wilhon Silitonga yang kerja sangat keras setiap minggu, James Waworoendeng atas koordinasinya, Melvin Simatupang, Irma Pakasih, Dale Sompotan, dan semua staf yang lain. Biarlah semangat pelayanan itu tidak akan padam;sebab setiap pelayanan yang kita buat membantu pembangunan tabiat kita. Tabiat Yesus adalah satu-satunya yang kita akan bawa ke surga, dan tabiat Yesus itu dibentuk melalui pelayanan bagi sesama.